Kamis, 25 Agustus 2016


SINOPSIS
Menceritakan tentang perjuangan Darsono seorang anak petani miskin yang melawan begitu banyak kesulitan dan tantangan demi menggapai impiannya. Ayahnya yang tidak mengerti akan pentingnya pendidikan merupakan suatu gambaran permasalahan sosial yang masih ada di masyarakat. 

Walau begitu hal ini tidak pernah memupuskan harapan Darsono tentang masa depan dan mimpi-mimpi yang telah ia bangun bersama Jamhari, seorang sahabat sejak kecil yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuknya.

Perjalanan persahabatannya dengan Jamhari dan perjuangannya menanggulangi kemisikinan serta konflik sosial di masyarakat dibalut dengan kisah asmaranya dengan Ika menjadi kesatuan tanda dalam simfoni kehidupan.

Jenis Film : Drama
Produser : Alex Latief
Sutradara : Alex Latief
Penulis : Amanda Latief, Enes
Produksi : Alamanda Production

Pemain  : Baim Wong
                  Bowie Putra
                  Toro Margens
                  Amanda Latief
                  Agus Kuncoro



SINOPSIS
Surat-surat yang tak terbalas memotivasi Gendis datang ke Jakarta untuk mencari tahu keberadaan Ibunya selama ini.
 
Dengan mengikuti Kemah Tahunan Murid Berprestasi, Gendis memiliki harapan dalam mewujudkan mimpinya untuk bisa melihat dan memeluk sosok yang dirindukannya.
 
Bertemu Gilang dan beberapa teman di kemah adalah awal dari pencarian yang rumit di Jakarta. Gendis kira akan baik-baik saja, namun sebaliknya, setiap pencarian meninggalkan misteri yang harus dipecahkan olehnya.
 
Apakah Gendis dapat bertemu dengan ibunya dan kembali dengan selamat?

Jenis Film : Drama
Produser : Alex Latief
Sutradara : Alex Latief
Penulis : Amanda Latief, Enes
Produksi : Alamanda Production

Pemain   : Prilly Latuconsina
                   Tio Pakusadewo
                   Arbani Yaziz
                  Gritte Argata



SINOPSIS
Anca (Ikram Noer) seorang pemuda Bugis-Makassar, baru saja kembali dari perantauan. Tanpa sengaja dipertemukan kembali dengan mantan kekasihnya Risna ( Nur Fadillah), setelah sekian lama mereka tidak saling berkabar. Benih-benih cinta akhirnya muncul kembali diantara mereka. Tidak ingin kehilangan Risna untuk kedua kalinya, Anca berniat mempersunting Risna.

Namun niat tulus Anca harus terbendung oleh syarat pernikahan secara adat. Anca harus menyediakan Uang Panai dalam jumlah yang cukup fantastis di mata keluarga Anca. Perjuangan Anca pun dimulai. Dia dibantu kedua sahabatnya Tumming dan Abu, yang sering memberi ide kocak dan absurd.

Di tengah perjuangan Anca mengumpulkan Uang Panai, hadir Farhan (Cahya Ary Nagara), sahabat kecil Risna yang baru pulang dari luar negeri. Ayah Farhan yang sekaligus sahabat Ayah Risna berniat menjodohkan Farhan dan Risna sebagai bentuk terima kasih atau hutang budi di masa lalu. Anca tertekan. Dia memerlukan waktu yang lebih untuk mengumpulkan Uang Panai'. Harga dirinya sebagai putra Bugis-Makassar dipertaruhkan. Risna dilema, khawatir Anca akan meninggalkannya seperti sebelumnya.

Sementara keluarganya tidak ingin mengulur waktu lebih lama lagi. Mampukah Anca mengumpulkan Uang Panai sebagai syarat untuk meminang Risna? Sanggupkah Anca membuktikan kehormatannya sebagai putra Bugis-Makassar?

Jenis Film : Drama, Comedy
Produser : Amril Nuryan, Andi Syahwal
Sutradara : Asril Sani, Halim Gani Safia
Penulis : Amril Nuryan, Halim Gani Safia
Produksi : 786 Production, Makkita Cinema Production

Pemain : Ikram Noer
                 Tumming
                 Abu
                Nur Fadilah
                Cahya Ary


Kamis, 18 Agustus 2016



SINOPSIS
Naya terkejut ketika pulang ke rumahnya dan menemukan barang-barangnya di dapurnya sudah kosong. Naya tahu ayah dan ibunya yang menjual semua peralatan dapurnya demi membeli narkoba. Naya sudah mencoba selalu mengingatkan mereka untuk tidak menggunakan barang haram itu, tetapi kedua orang tuanya tidak pernah mengubrisnya. Sampai pada akhirnya, ayah Naya kecelakaan. Bukannya mengambil pelajaran dari hal itu, ibu Naya malah semakin stress dan semakin sering menggunakan narkoba. Naya mencoba mengajak ibunya kembali ke jalan yang benar. Tapi itu bukan hal yang mudah. Saking putus asanya, ia malah menjadi pengguna narkoba juga.

Sementara Rita adalah seorang single parent dan wanita karier yang sangat sibuk, harus berjuang untuk menyembuhkan ketergantungan anaknya, Rendy, terhadap narkoba. Kesibukan Rita membuat Rendy merasa tidak diperhatikan dan mulai mengonsumsi obat-obatan terlarang. Sampai suatu hari, Rendy mulai mencuri perhiasan-perhiasannya ibunya untuk membeli narkoba. Rita merasa harus bertindak. Akhirnya, ia melapor pada BNN dan memasukkan Rendy ke dalam rehab. Tetapi Rendy berhasil kabur dan mulai menggunakan narkoba lagi. Hingga akhirnya, ia ditemukan OD oleh pihak BNN.

Tessy adalah seorang comedian yang cukup terkenal, tetapi kebiasaannya menggunakan narkoba membuat reputasinya menurun drastis. Pada satu titik, Tessy merasa sangat stress dan akhirnya meminum cairan pembersih kamar mandi. Dia pun masuk rumah sakit. Di rumah sakit inilah ia bertemu Naya yang memiliki nasib yang hampir sama dengannya.

Hidup terus berjalan dengan pilihan-pilihan yang telah kita pilih. Linda, Naya, dan Tessy memilih untuk mengambil kesempatan kedua dalam hidup mereka. Setelah dari rehab mereka berusaha keras untuk memperbaiki hidup mereka masing-masing.

Jenis Film : Drama
Produser : Putra My Face
Sutradara : Irawan Tanumiharja
Penulis : Devina Sofiyanti
Produksi : Plus Picture Production
Pemain  :  Drs. Siswandi
                Kabul Basuki 
                Hengki Tarnando
                Cinta Penelope


SINOPSIS
Cerita film yang diangkat dari judul Novel yang sama MIMPI ANAK PULAU dengan setting tahun akhir 50an ini berasal dari kisah nyata seorang anak bernama Jani (Daffa Permana) anak dari seorang nelayan miskin bernama Lasa (Ray Sahetapi) dari desa batu Besar, batam, mempunyai cita-cita yang tinggi untuk melanjutkan sekolah PGA di pulau seberang Tanjung Pinang. Ibu atau ndok diperankan oleh Ananda Faturrahman kesehariannya hanya penjaja ikan dan kue di pasar dekat kampung.

Kehidupan Jani kecil pun bertambah sulit ketika ayahanda tercinta meninggal dunia tanpa belum bisa membelikan ia sepatu untuk sekolah. Jani kecil yang masih kelas 6 SD itu harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Ia harus mengambil alih peran ayahnya untuk membantu menghidupi ndok dan kedua adiknya yang masih kecil Dolly di perankan oleh Catrina Syachviendra Al Zigmah dan Sani di perankan oleh Akmal Nurfail.

Akankah Jani kecil dapat melanjutkan sekolahnya ke PGA di Tanjung Pinang? Mampukah Jani yang baru kelas 6 SD mendayung membelah laut lepas menuju Tanjung Pinang?

Jenis Film : Drama
Produser : Indra Sudirman, Moch Djuanda
Sutradara : Kiki Nuriswan
Penulis : Boni Faisal, M. Ichsan Zulkarnaen
Produksi : NADIENNE BATAM PRODUCTION, STUDIOPRO 1226
Pemain   : Daffa Permana
                Ray Sahetapi
                Ananda Faturrahma
                Herdin Hidayat
                Dato Tamimi


SINOPSIS
Sebuah film dengan genre action, romance, thriller yang menceritakan tentang kisah seorang pembunuh profesional (Deddy Corbuzier) yang jatuh cinta pada seorang wanita (Chika Jessica) di tengah tugasnya namun wanita itu adalah adik dari targetnya sendiri (Volland Volt), kini ia harus memilih antara cinta atau logika.

Jenis Film : Action, Romance, Thriller
Produser : Sys Ns
Sutradara : Ian Nguyen Lampa, Deddy Corbuzier
Penulis : Deddy Corbuzier, Haqi Achmad
Produksi : SSS Pictures
Pemain   : Deddy Corbuzier
                Chika Jessica
                Sandra Dewi 
                Roy Marten

Rabu, 17 Agustus 2016


SINOPSIS
Siapakan anak bangsa yang tak kenal Soekarno, Sukarno atau Bung Karno?

Soekano yang mana yang dikenal oleh generasi awal Republik Indonesia? Soekarno sang proklamator yang kemudian menjabat sebagai Pemimpin Besar Revolusi sekaligus presiden seumur hidup?

Soekarno yang mana yang dikenal oleh generasi Orde Baru? Bung Karno yang mana yang dikenal oleh generasi pasca Reformasi?

Soekarno atau Bung Karno yang adalah ayah dari mantan Presiden Megawati Soekarnoputri? BungKarno yang ditampilkan dalam film layar lebar beberapa tahun belakangan ini?

Film dokumenter berjudul “Pantja-Sila: Cita-cita & Realita” adalah gagasan aktor senior nasional Tio Pakusadewo yang didukung oleh produser senior Tino Saroengallo. Bersama-sama mereka bertanggung-jawab sebagai sutradara.

Apakah film ini adalah film biopik tentang riwayat hidup Soekarno atau Bung Karno seperti film “Ketika Bung Di Ende” (Viva Westi, 2013) atau “Soekarno: Indonesia Merdeka” (Hanung Bramantyo, 2013)?

Bukan!

Melalui film ini Tio Pakusadewo ‘membunyikan’ kembali Pidato Soekarno dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPU-PKI) pada tanggal 1 Juni 1945. Pidato yang kemudian dicatat oleh sejarah sebagai pidato kelahiran Pancasila dan tanggal 1 Juni kemudian secara resmi dinobatkan oleh pemerintah sebagai Hari Lahir Pancasila.

Melalui film ini, anak bangsa yang hidup dalam abad ke-21 bisa mendengar kata per kata isi pidato yang dibacakan oleh Soekarno (tanpa membaca teks) di depan Sidang BPU-PK pada tanggal 1 Juni 1945. Dibacakan spontan dari untaian kata yang sudah terbentuk belasan tahun di dalam benaknya itu.

Anak bangsa bisa mendengarkan cita-cita besar dasar didirikannya Indonesia merdeka meskipun sampai sekarang belum dicapai oleh masa pemerintahan manapun dalam 70 tahun perjalanan Republik Indonesia merdeka. Dengan menonton film ini anak bangsa yang justru tumbuh di era pasca-reformasi bisa melihat kenyataan pahit dari perjalanan 70 tahun Negara Indonesia merdeka yang justru masih jauh hasilnya dari yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.

Melalui film ini diharapkan generasi muda untuk mengenal cikal bakal dari “Pantja-Sila” yang dalam perjalanan sejarah mengalami beberapa kali perubahan susunan isi, menyesuaikan diri sebagai Dasar Negara sesuai dengan perkembangan jaman.

Meskipun ada perubahan besar selama masa pemerintahan Jokowi saat ini namun masa pemerintahannya belumlah lama sehingga perubahannya belum bisa dianggap signifikan ketimbang yang sudah terjadi selama masa pemerintahan sebelumnya.

Inilah alasan utama dari pembuatan film “Pantja-Sila: Cita-cita & Realita”. Peran utama dalam film ini adalah “Isi Pidato Ir. Soekarno” itu sendiri.

“Cita-cita” dalam judul mencerminkan berbagai hal yang dijabarkan oleh Soekarno dalam pidatonya. “Realita” mencerminkan berbagai realita pahit hidup berkebangsaan yang tidak sama dengan apa yang dicita-citakan pada saat Indonesia merdeka namun tetap menjadi tujuan Dasar Negara Pancasila itu sendiri.

Selain itu, film juga akan menampilkan foto-foto tokoh sejarah yang disebut oleh Soekarno saat berpidato. Foto tokoh-tokoh masa lampau. Dengan penampilan ini diharapkan wajah-wajah itu tidak hanya disegarkan dalam ingatan generasi tua yang menonton film ini, tetapi juga menjadi dikenal oleh penonton muda.

Mengingat bahwa tidak ada rekaman dari pidato tersebut, semoga film ini bisa mengisi kekosongan keping sejarah berdirinya bangsa Indonesia.

Produser : Tino Saroengallo, Tyo Pakusadewo
Sutradara : Tino Saroengallo, Tyo Pakusadewo
Penulis : Tino Saroengallo, Tyo Pakusadewo
Produksi : Jakarta Media Syndication, Geppetto Productions
Pemain : Tyo Pakusadewo
              Wardi Soelaiman
              Teuku Rifnu Wikana

Kamis, 11 Agustus 2016

SINOPSIS
Eforia kemerdekaan tahun 1945 membuat rakyat Bogor marah ketika Belanda kembali ingin menjajah Indonesia. Banyak rakyat Bogor yang sukarela menjadi pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan negeri ini dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang disebut "Lasjkar Rakjat" (sipil bersenjata). Salah satunya adalah TIDJAN pemuda yang lahir tahun 1930. Terlahir dari keluarga yang cukup terpandang karena ayahnya adalah seorang saudagar. Sejak kecil Tidjan sudah tidak menyukai keberadaan Belanda. Kejadian di Rawagede (Karawang) pada akhir tahun 1947 dimana 400 lebih rakyat jelata dibantai oleh Belanda. TIDJAN marah!!! Dia pun ikut bergabung dengan Lasjkar Rakjat bersama ketiga sahabat karibnya sejak kecil (ENIM, ANAU, RAIS). Mereka bergabung dengan Lasjkar Rakjat yang dipimpin oleh DJULU. Aksi-aksi mereka sangat merugikan pihak Belanda, sampai akhirnya kelompok mereka dijuluki oleh Belanda :

TIDJAN merasa dilema ketika dia harus memilih perang atau keluarga yang harus ditinggalkan termasuk kekasihnya bernama NONON. Kisah ini dipadu dengan kehidupan zaman sekarang, dimana ada seorang pemuda bernama AKBAR yang juga mempunyai sifat yang sama dengan TIDJAN (setia kawan, pemberani dan jago beladiri) namun sayang dia suka berkelahi (tawuran). Suatu hari AKBAR bertemu dengan NONON TUA yang berkisah tentang kekasihnya TIDJAN. AKBAR insyaf dan ingin menjadi orang yang berguna untuk bangsa seperti TIDJAN.

Jenis Film : Drama
Produser : Letsman Tendy
Sutradara : Bayu Prayogo
Penulis : Bayu Prayogo, Budy Juwono, Dimas W
Produksi : Bidar Batavia Grup, IVU Pictures
Pemain  ;  Gorz Kurniawan
                 Sonia Selvans
                 Tere Gunawan 
                 Arvin Ryan
                 Yati Surachman

  
 SINOPSIS
 Mengisahkan tiga kakak beradik perempuan yang tinggal bersama Nenek dan Ayah mereka. Kakak tertua (Nunung) baru saja genap umurnya 29 tahun yang membuat si Nenek begitu bimbang, umur hampir tiga puluh tetapi belum juga menemukan jodohnya. Sifatnya yang tidak mudah bergaul dengan lelaki sungguhlah bertolak belakang dengan adik-adiknya (Nana dan Nenny).

Si Ayah tidak ambil peduli karana kesebukannya, tetapi dengan ancaman dan permintaan terakhir si Nenek sebelum ajalnya sampai, terpaksa dia mengambil tindakan dan berusaha mencarikan jodoh untuk Nunung. Sayangnya, perangai Nunung yang tidak peramah membuatnya sukar diterima dikalangan teman-teman lelaki Nana dan Nenny.

Suatu hari ketika sedang berjalan di pasar, Nunung tertabrak sepeda motor yang dikendarai oleh seorang pemuda bernama Toto. Nunung yang kesal tak henti memaki, Toto yang menawarkan untuk menghantar pulang sebagai usahanya memohon maafpun ditolaknya.

Tidak mengalah, Toto mengikuti Nunung yang menaiki becak pulang ke rumahnya untuk datang kembali keesokan harinya meminta maaf dengan berbekalkan bunga. Namun Nunung masih tidak menerima justru menolak kehadiran Toto dengan kasar.

Nana melihat Toto sebagai pemuda yang berwibawa, jatuh hati sejak pertama kali bertemu, ia pun berusaha mendekatinya. Toto kemudian rapat dengan Nana yang mana ini membuat Nunung cemburu. Bagaimanapun, rasa ego Nunung lebih tinggi dibandingkan dengan sukanya dia kepada Toto.

Toto yang masih mengharapkan Nunung, coba mendekati Nunung melalui Nana. Namun karana keakraban Toto dengan Nana, hingga membawa terjadinya pertunangan.

Si Nenek begitu terkejut dan menolak pertunangan tersebut. Menurutnya, jika Nana kahwin dulu dari Nunung, Nunung akan jadi perawan tua seumur hidup. Nana begitu marah pada Nunung, dan ini menyebabkan drama yang menarik dalam kisa persaudaraan mereka. 

Jenis Film : Drama, Musical
Produser : Usmar Ismail
Sutradara : Usmar Ismail
Penulis : M. Alwi Dahlan
Produksi : PERFINI, S.A Films
Pemain   :  Mieke Widjaya
                 Chitra Dewi
                 Indriati Iskak
                 Rendra Karno
                 Fifi Young


SINOPSIS
Di awal musim dingin di Tokyo, Ishida Keiko mendapat tetangga baru di apartemennya, seorang lelaki bernama Nishimura Kazuto.
 
Dalam waktu singkat mereka menjadi akrab dan perasaan baru pun mulai tumbuh, dan perlahan menyingkirkan perasaan-perasaan lama yang baik Keiko maupun Kazuto sudah miliki selama bertahun-tahun sebelum mereka bertemu.
 
Namun, masih di musim dingin yang sama, di suatu pagi, ada yang terbangun dan tak bisa mengingat apapun yang sudah terjadi di antara mereka. Ia terbangun dan hanya bisa mengingat cerita lama yang sebenarnya sudah ia tinggalkan.
 
Jenis Film : Drama
Produser : Oswin Bonifanz
Sutradara : Fajar Bustomi
Penulis : Titien Wattimena
Produksi : Unlimited Production, Maxima Pictures
Pemain  :  Dion Wiyoko
                Morgan Oey
                Pamela Bowie
                Kimberly Rider
                Brandon Salim
 
  • Sonia Selvans
  • Tere Gunawan
  • Gorz Kurni

Kamis, 04 Agustus 2016

SINOPSIS
ndonesia di tahun 1988. Dunia olah raga mempersiapkan diri turun serta di Olimpiade Musim Panas ke 24 di Seoul. Cabang panahan berada di titik kritis, di mana dibutuhkan pelatih yang bisa menyiapkan tim panahan wanita dalam waktu yang singkat. Satu-satunya yang bisa diandalkan menjadi pelatih adalah Donald Pandiangan (Reza Rahardian) yang dikenal sebagai “Robin Hood Indonesia”.

Tapi Donald sendiri sudah lama menghilang. Ia masih terpukul ketika di tahun 1980 saat ia bersiap mengikuti Olimpiade Moskow, ia batal pergi karena alasan politis. Kini ia hidup jauh dari panahan, bahkan olahraga. Selain pelatih, tim panahan pun harus dipilih 3 orang atlit wanita terbaik. Mereka adalah Nurfitriyana (Bunga Citra Lestari), Lilies (Chelsea Islan) dan Kusuma (Tara Basro).

Sementara itu, waktu menuju olimpiade semakin dekat, namun para 3 Srikandi ini pun memiliki masalah rumitnya masing-masing. Di bawah ancaman tidak akan diberangkatkan sama sekali, pengurus persatuan panahan, Pak Udi (Donny Damara), mesti membujuk dan meyakinkan Donald untuk mempersiapkan tim panahan wanita.

Pribadi Donald yang keras, militan dan amat disiplin, mesti mampu membentuk Yana, Lilies dan Suma mencapai puncak prestasi mereka. Masa latihan menjadi saat memacu diri bagi mereka semua. Pergesekan dan perseteruan satu sama lain, kerasnya medan berlatih dan waktu yang makin menipis, menempa mereka. Siang malam memeras fisik, emosi dan mental, tim panahan putri bersiap menuju Seoul. Dengan meneguhkan semangat, mereka pun bertempur di lapangan.

enis Film : Drama, Sport
Produser : Raam Punjabi
Sutradara : Iman Brotoseno
Penulis : Swastika Nohara, Iman Brotoseno
Produksi : MVP Pictures
Pemain   : Reza Rahardian
                Bunga Citra Lestari
                Chesea Islan
                Tara Basro
                Donny Damara