Ini adalah cerita seorang anak tukang kayu bernama Joko Widodo, yang tinggal dan hidup di rumah kecil pinggiran sungai. Masa kanak-kanak yang jauh dari istilah berkecukupan telah dilaluinya. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat anak kampung pemburu telor bebek ini untuk meneruskan sekolahnya ke pendidikan yang lebih tinggi. Kecintaannya pada Musik Rock yang tetap bertahan hingga saat ia menjadi pemimpin besar nantinya itu, seolah mampu memotivasi semangat hidupnya.
Kisah cinta dengan Iriana, seorang gadis sederhana, teman sekolah adiknya menjadi pendorong semangat sang pemimpin masa depan ini untuk menghadapi berbagai tantangan. Sepeninggal Pak Notomiharjo, orang tua, guru sekaligus sahabatnya, Joko seperti tak mau tenggelam dalam kedukaan. Usahanya untuk membuktikan semua pelajaran dari sang ayah, makin keras ia lakukan. Dan waktu mengantarkan anak bantaran kali ini, menjadi sosok yang bukan hanya besar dimata orang-orang disekitarnya namun juga rendah hati dan selalu memanusiakan sesamanya. Dari pinggiran sungai di desa kecil bernama Srambatan, Joko telah mampu tampil menjadi pemimpin kota yang menulis lembar sejarah baru.
Joko Widodo yang kemudian lebih dikenal sebagai Joko Wi – nama yang diberikan seorang pengusaha Prancis yang mengaguminya - telah menjadi tokoh berpengaruh bagi masyarakat. Kemiskinan yang dulu melekat padanya justru mengajarkan pada JokoWi, bahwa pilihan yang terbaik selalu ada bagi mereka yang berani berjuang!
Jenis Film : Drama
Produser : KK Dheeraj
Produksi : K2K Pictures
Sutradara : Azhar Kinoi Lubis
Produser : KK Dheeraj
Produksi : K2K Pictures
Sutradara : Azhar Kinoi Lubis
Pemain : Teuku Rifnu Wikana
Prisia Nasution
Ada sebuah desa yang seluruh penduduknya buang air besar di kali. Satu-satunya fasilitas buang air besar yang sehat di desa itu adalah sebuah WC Leher Angsa milik kepala desa. Dan di desa itu ada seorang bocah lelaki cerdas bernama Aswin yang gemar membaca. Karena dengan gemar membaca, Aswin jadi mengerti banyak hal.
Aswin kehilangan ibunya ketika sebuah pesawat latih ringan jatuh menimpa sang ibu yang sedang bekerja di ladang.
Mestinya saat itu giliran ayahnya, Pak Tampan yang bekerja di ladang, tapi sang ayah lebih memilih pergi menyabung
ayam. Sudah kehendak Tuhan kata sang ayah, tapi Aswin tak menerima dan tak mengerti. Sejak saat itu Aswin jadi tidak suka kepada ayahnya
Segera Aswin mendapat ibu baru, Aswin menyukai ibu barunya. Dan karenanya merasa kasihan melihat ibu barunya yang tak terbiasa buang air besar di kali. Aswin meminta ayahnya untuk membuatkan ibu barunya sebuah WC leher angsa seperti milik kepala desa. Ditambah dengan keinginan memiliki sepeda yang tak pernah dipenuhi ayahnya, Aswin semakin tidak suka pada ayahnya
Pak Tampan, terkena kutukan - paling tidak itu pikiran Aswin - tumbuh bisul di bokongnya. Sudah tentu Pak Tampan
yang pelit tidak mau berobat ke dokter atau puskesmas. Bisul itu akan sembuh dengan sendirinya, pikirnya. Tapi
ternyata tidak. Rupanya itu jenis bisul yang bandel. Dan Aswin makin yakin bahwa bisul itu adalah hukuman atas
dosa-dosa ayahnya. Dosa itu adalah tidak mau membuat WC leher angsa buat ibu barunya dan tidak mau membelikannya sepeda. Tak mau panjang lebar berdebat dengan anaknya, Pak Tampan mengakui saja kesalahannya, dan berjanji akan membuat WC leher angsa di rumah
Apakah Pak Tampan benar-benar menepati janjinya? Apakah bisul Pak Tampan pecah setelah ia buatkan WC dan membelikan Aswin sepeda?
Aswin kehilangan ibunya ketika sebuah pesawat latih ringan jatuh menimpa sang ibu yang sedang bekerja di ladang.
Mestinya saat itu giliran ayahnya, Pak Tampan yang bekerja di ladang, tapi sang ayah lebih memilih pergi menyabung
ayam. Sudah kehendak Tuhan kata sang ayah, tapi Aswin tak menerima dan tak mengerti. Sejak saat itu Aswin jadi tidak suka kepada ayahnya
Segera Aswin mendapat ibu baru, Aswin menyukai ibu barunya. Dan karenanya merasa kasihan melihat ibu barunya yang tak terbiasa buang air besar di kali. Aswin meminta ayahnya untuk membuatkan ibu barunya sebuah WC leher angsa seperti milik kepala desa. Ditambah dengan keinginan memiliki sepeda yang tak pernah dipenuhi ayahnya, Aswin semakin tidak suka pada ayahnya
Pak Tampan, terkena kutukan - paling tidak itu pikiran Aswin - tumbuh bisul di bokongnya. Sudah tentu Pak Tampan
yang pelit tidak mau berobat ke dokter atau puskesmas. Bisul itu akan sembuh dengan sendirinya, pikirnya. Tapi
ternyata tidak. Rupanya itu jenis bisul yang bandel. Dan Aswin makin yakin bahwa bisul itu adalah hukuman atas
dosa-dosa ayahnya. Dosa itu adalah tidak mau membuat WC leher angsa buat ibu barunya dan tidak mau membelikannya sepeda. Tak mau panjang lebar berdebat dengan anaknya, Pak Tampan mengakui saja kesalahannya, dan berjanji akan membuat WC leher angsa di rumah
Apakah Pak Tampan benar-benar menepati janjinya? Apakah bisul Pak Tampan pecah setelah ia buatkan WC dan membelikan Aswin sepeda?
Jenis Film : Drama
Produser : Ari Sihasale
Produksi : ALENIA PICTURES
Sutradara : Ari Sihasale
Produser : Ari Sihasale
Produksi : ALENIA PICTURES
Sutradara : Ari Sihasale
Pemain : Lukman Sardi
Alexandra Gutardo
Agus Ringgo
Teuku Rifnu Wikana
Diadaptasi dari novel laris karya Winna Efendi, Refrain bercerita tentang perjalanan Niki (Maudy Ayunda) dan Nata (Afgansyah Reza) dalam menemukan cinta mereka.
Setelah bertahun-tahun bersahabat, ada warna yang berbeda saat Niki dan Nata menginjak bangku SMA. Ada sosok Annalise (Chelsea Elizabeth Islan), siswi baru yang ternyata Ibunya seorang model terkenal. Ada Oliver (Maxime Bouttier), kapten basket tampan yang memikat Niki. Dan, ada Helena (Stevani Nepa), kapten cheerleaders yang tidak pernah mau kalah.
Nata ternyata menyayangi Niki lebih dari sahabat. Sayangnya, Nata tidak berani mengungkapkan perasaannya, Nata hanya berani menuliskan isi hatinya lewat surat yang disimpan di sebuah amplop biru. Perasaan Nata tidak tersampaikan, sampai akhirnya Niki membaca surat itu ketika Nata sudah berangkat ke Austria untuk kuliah musik.
Setelah bertahun-tahun bersahabat, ada warna yang berbeda saat Niki dan Nata menginjak bangku SMA. Ada sosok Annalise (Chelsea Elizabeth Islan), siswi baru yang ternyata Ibunya seorang model terkenal. Ada Oliver (Maxime Bouttier), kapten basket tampan yang memikat Niki. Dan, ada Helena (Stevani Nepa), kapten cheerleaders yang tidak pernah mau kalah.
Nata ternyata menyayangi Niki lebih dari sahabat. Sayangnya, Nata tidak berani mengungkapkan perasaannya, Nata hanya berani menuliskan isi hatinya lewat surat yang disimpan di sebuah amplop biru. Perasaan Nata tidak tersampaikan, sampai akhirnya Niki membaca surat itu ketika Nata sudah berangkat ke Austria untuk kuliah musik.
Jenis Film : DRAMA,romance
Produser : Ody Mulya
Produksi : MAXIMA PICTURES
Sutradara : Fajar Nugros
Produser : Ody Mulya
Produksi : MAXIMA PICTURES
Sutradara : Fajar Nugros
Pemain : Afgansyah Reza
Maudy Ayunda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar