Kamis, 09 Januari 2014

Sebuah film omnibus anak pertama Indonesia yang mengangkat empat cerita tentang pertemanan, keluarga, dan keberanian
 Cerita pertama dimulai dengan petualangan kakak dan adik yang menghabiskan waktu liburan di rumah nenek mereka. Yang kemudian dilanjutkan dengan cerita seorang anak yang malu dengan profesi bapaknya, penyanyi dangdut.
Cerita ketiga bertutur tentang seorang bocah berusia enam tahun yang kerap di-bully, hingga akhirnya ia menemukan breakdance sebagai penghibur dirinya. Film ini ditutup dengan kisah seorang anak yang pandai dan gemar membaca buku. Namun teman-temannya justru menganggap dirinya sebagai sosok yang aneh.
Jenis Film : Drama
Produser : Alfani Wiryawan, Eko Kristanto
Produksi : Cinema Delapan
Sutradara : Alfani Wiryawan, Upi, Rizal Mantovani, Dan Eko Kristianto
Pemain : Lukman Sardi
                 Tora Sudiro
                 Luna Maya
                 Masayu Anastasia
Tiga orang pemuda dengan latar belakang yang berbeda, menjalin hubungan persahabatan semenjak mereka menjadi pasien rawat inap di rumah sakit jiwa. 
Key, gadis berparas cantik yang menjadi korban keretakan rumah tangga, orang tuanya terpaksa menitipkannya ke rumah sakit jiwa karena Kay nyaris membunuh pemuda yang menjadi selingkuhan mamanya.
Aldo, pemuda tampan yang frustasi karena keinginannya yang besar menjadi musisi hebat terhalang oleh keterbatasannya, dimana kemudian diketahui kalau Aldo adalah penyandang tunarungu.
Joe, pemuda mantan pecandu narkotika yang juga mengalami Mental shock paska tewasnya sahabat sejatinya, Joe meyakini kalau sahabatnya telah berubah wujud menjadi sebuah kaktus bonsai yang kemudian selalu dibawanya kemanapun ia pergi. 
Diprakarsai oleh Kay yang merasa tidak gila, ketiganya melarikan diri dari rumah sakit jiwa, dimana dalam pelarian itu mereka menemukan mayat seorang perempuan yang tergeletak dengan sebuah tas koper yang penuh berisi uang, Key cs, mengambil koper itu dan meninggalkan mayat wanita itu begitu saja.
enis Film : Action
Produser : Sagar Mahtani
Produksi : MY DREAM Pictures, BIC Production
Sutradara : Nayato Fio Nuala
Pemain : Kaemita
                 Monique Henry
                 Maxime Bautier
                 Munajat Raditya
                 Sunny Pang
Jepang mulai melarang pengibaran bendera merah putih, melarang lagu Indonesia Raya dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan Sekerei.
 KH Hasyim Asyari sebagai tokoh besar agamis saat itu menolak untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa tindakan itu menyimpang dari aqidah agama Islam. Menolak karena sebagai umat Islam, hanya boleh menyembah kepada Allah SWT. Karena tindakannya yang berani itu, Jepang menangkap KH Hasyim Asyari. 
 KH Wahid Hasyim, salah satu putra beliau mencari jalan diplomasi untuk membebaskan KH Hasyim Asyari. Berbeda dengan Harun, salah satu santri KH Hasyim Asyari yang percaya cara kekerasanlah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Harun menghimpun kekuatan santri untuk melakukan demo menuntut kebebasan KH Hasyim Asyari. Tetapi harun salah karena cara tersebut malah menambah korban berjatuhan. 
 Dengan cara damai KH Wahid Hasyim berhasil memenangkan diplomasi terhadap pihak Jepang dan KH Hasyim Asyari berhasil dibebaskan. 
 Ternyata perjuangan melawan Jepang tidak berakhir sampai disini. Jepang memaksa rakyat Indonesia untuk melimpahkan hasil bumi. Jepang menggunakan Masyumi yang diketuai KH. Hasyim Asy'ari untuk menggalakkan bercocok tanam. Bahkan seruan itu terselip di ceramah sholat Jum'at. Ternyata hasil tanam rakyat tersebut harus disetor ke pihak Jepang. Padahal saat itu rakyat sedang mengalami krisis beras, bahkan lumbung pesantren pun nyaris kosong. Harun melihat masalah ini secara harfiah dan merasa bahwa KH. Hasyim Asy'ari mendukung Jepang, hingga ia memutuskan untuk pergi dari pesantren. 
 Jepang kalah perang, Sekutu mulai datang. Soekarno sebagai presiden saat itu mengirim utusannya ke Tebuireng untuk meminta KH HAsyim Asyari membantu mempertahankan kemerdekaan. KH Hasyim Asyari menjawab permintaan Soekarno dengan mengeluarkan Resolusi Jihad yang kemudian membuat barisan santri dan masa penduduk Surabaya berduyun duyun tanpa rasa takut melawan sekutu di Surabaya. Gema resolusi jihad yang didukung oleh semangat spiritual keagamaan membuat Indonesia berani mati. 
 Di Jombang, Sarinah membantu barisan santri perempuan merawat korban perang dan mempersiapkan ransum. Barisan laskar santri pulang dalam beberapa truk ke Tebuireng. KH Hasyim Asyari menyambut kedatangan santri- santrinya yang gagah berani..tetapi air mata mengambang di matanya yang nanar.
Jenis Film : Drama
Produser : Gope T. Samtani
Produksi : Rapi Films
Sutradara : Rako Prijanto
Pemain : Adipati Dolken
                 Meriza Febriani
                 Ikranegara
                 Christine Hakim



Tidak ada komentar:

Posting Komentar