Hans adalah seorang pemuda dari Serui, Papua, yang mempunyai mimpi
menjadi pemain bola profesional. Namun nasib berkata lain, dan ketika
Hans hampir kehilangan harapannya untuk hidup, ia bertemu dengan Mak,
pemilik rumah makan Padang (lapau).
Di tengah perbedaan Hans dan Mak, mereka menemukan persamaan.
Makanan merupakan iktikad baik untuk bertemu, dan lewat makanan dan
masakan, Hans kembali menemukan mimpi dan semangat hidup.
Jenis Film : Drama
Produser : Sheila Timothy
Produksi : LifeLike Pictures
Sutradara : Adriyanto Dewo
Produser : Sheila Timothy
Produksi : LifeLike Pictures
Sutradara : Adriyanto Dewo
Pemain : Jimmy Kobogau
Dewi Irawan
Ozol Ramdan
Yayu Unru
Nita, 60 tahun, harus menghidupi lima orang anaknya, setelah sang
suami meninggal dunia pada tahun 2003. Karena keterbatasan ketrampilan
dan pendidikan, ia akhirnya hanya bisa bekerja sebagai buruh cuci dan
asisten rumah tangga di Tangerang, Banten. Ada dua prioritas dalam
hidupnya: memenuhi kebutuhan sembako keluarga dan menyekolahkan
anak-anaknya.
Lain Nita, lain pula Amin Jalalen, seorang petani penggarap tanah
milik negara yang berdomisili di Indramayu, Jawa Barat. Sudah beberapa
tahun belakangan ini ia terpaksa memberanikan diri menggarap tanah milik
negara untuk menyambung hidup. Tapi Amin tak menggarap lahan milik
negara dengan cuma-cuma. Ia harus membayar sewa tanah. Suatu aturan yang
terus ia pertanyakan, karena menurutnya sistem sewa tanah tak sesuai
dengan Undang-undang Dasar yang mengamanatkan kekayaan alam harus
sebesar-besarnya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat.
Sementara itu di Jakarta, Suparno dan Sutara punya masalahnya
sendiri. Bekerja serabutan sebagai buruh bangunan dan tukang ojek,
Suparno dan Sutara harus tinggal di rumah yang jauh dari layak. Mereka
menghuni kawasan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat. Suparno dan
Sutara hanya mampu mendiami rumah dengan ukuran 6,65 meter persegi.
Cukup tak cukup, dengan rumah seluas itu,
Sutara harus berbagi ruang dengan 5 orang anak dan istrinya.
Keempat tokoh ini akhirnya bertemu di ajang pemilu legislatif dan
pemilu presiden. Mereka dipertemukan melalui kesamaan status sebagai
voter, atau pemilih. Sebagai pemilih, mereka membawa harapan ke bilik
suara. Mereka mempercayakan masa depan melalui hak pilih yang mereka
miliki, dengan harapan anggota dewan dan presiden yang ketujuh yang
dipilihnya bisa membawa perubahan.
Cerita keempat tokoh ini dibingkai oleh gambar perjalanan proses
pemilu di Indonesia 2014, mulai dari kampanye partai menjelang pemilu
legislatif, sampai hingar-bingar gelaran pemilu presiden yang akhirnya
dimenangkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Dikerjakan oleh 19 videografer, film ini mengikuti keseharian para
tokoh jauh-jauh hari sebelum gelaran Pemilu. Lantas siapa presiden
pilihan Nita, Amin Jalalen, Suparno, dan Sutara? Apa harapan dan pesan
dari mereka untuk Presiden Yang Ketujuh Indonesia?
Jenis Film : Drama, Documentary
Produser : Ari Trismana, Apri Dahliani Djamalus, Edi Purwanto, Suci Nuzleni Qadarsih
Produksi : WATCHDOC
Sutradara : Dandhy Dwi Laksono, Hellena Yoranita Souisa
Produser : Ari Trismana, Apri Dahliani Djamalus, Edi Purwanto, Suci Nuzleni Qadarsih
Produksi : WATCHDOC
Sutradara : Dandhy Dwi Laksono, Hellena Yoranita Souisa
Pemain : Amin Jalalen
Nita
Suparmpo
Sutara
Menginjak usia sweet seventen, Sandra (17), harus menelan kenyataan
memilukan. Mamanya mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang
ke rumah untuk merayakan hari ulang tahun Sandra yang ke-17. Sandra pun
menjadi yatim piatu, karena sebelumnya ayahnya pun sudah meninggal.
Semakin mengejutkan saat Sandra tau dari Tante Mia, bahwa Sandra
diadopsi dari panti asuhan yang berada jauh di daerah pedalaman Jawa.
Sandra pun mengajak Niko (17), pacarnya, dan Gento (17) serta
Anggun (17) menuju desa tempat panti asuhan itu. Tetapi setibanya di
sana, panti asuhan itu ternyata sudah kosong tanpa penghuni. Sandra,
Niko, Anggun dan Gento merasa ada yang aneh dengan desa itu. Hingga
akhirnya mereka bertemu Ernest (23). Dari Ernest lah, mereka tahu bahwa
desa itu dahulunya dihuni oleh pengikut Nyi Roro Kidul. Para pengikut
Nyi Roro Kidul itu pun habis dibantai karena dianggap sesat. Sejak itu,
arwah-arwah para penghuni desa pengikut Nyi Roro Kidul pun masih
gentayangan mencari mangsa dan dibawa ke Kerajaan Nyi Roro Kidul di laut
selatan.
Teror pun mengancam Sandra, Anggun, Niko dan Gento. Arwah-arwah
gentayangan mengejar kemanapun mereka pergi. Hingga akhirnya, dengan
bantuan Ernest. Sandra dan teman-temannya pun berhasil keluar dari desa
terkutuk itu. Tetapi, sesampainya, mereka di kota, masalah baru timbul.
Mereka menemukan kota Jakarta kosong! Seperti kota mati. Hanya ada
mereka berempat. Apakah yang sesungguhnya terjadi? Benarkah kutukan Nyi
Roro Kidul mengikuti mereka? Sandra, Niko, Anggun, dan Gento pun mencari
tahu apa sesungguhnya terjadi.
Jenis Film : Horror
Produser : Nayato Fio Nuala
Produksi : MY Dream Pictures
Sutradara : Nayato Fio Nuala
Produser : Nayato Fio Nuala
Produksi : MY Dream Pictures
Sutradara : Nayato Fio Nuala
Pemain : Randy Pangalila
Vebby Palminta
Fauzan Nasrul