Kamis, 25 September 2014

Hans adalah seorang pemuda dari Serui, Papua, yang mempunyai mimpi menjadi pemain bola profesional. Namun nasib berkata lain, dan ketika Hans hampir kehilangan harapannya untuk hidup, ia bertemu dengan Mak, pemilik rumah makan Padang (lapau). 
Di tengah perbedaan Hans dan Mak, mereka menemukan persamaan. Makanan merupakan iktikad baik untuk bertemu, dan lewat makanan dan masakan, Hans kembali menemukan mimpi dan semangat hidup.
 Jenis Film : Drama
Produser : Sheila Timothy
Produksi : LifeLike Pictures
Sutradara : Adriyanto Dewo
Pemain : Jimmy Kobogau
              Dewi Irawan
              Ozol Ramdan
              Yayu Unru
Nita, 60 tahun, harus menghidupi lima orang anaknya, setelah sang suami meninggal dunia pada tahun 2003. Karena keterbatasan ketrampilan dan pendidikan, ia akhirnya hanya bisa bekerja sebagai buruh cuci dan asisten rumah tangga di Tangerang, Banten. Ada dua prioritas dalam hidupnya: memenuhi kebutuhan sembako keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya. 
Lain Nita, lain pula Amin Jalalen, seorang petani penggarap tanah milik negara yang berdomisili di Indramayu, Jawa Barat. Sudah beberapa tahun belakangan ini ia terpaksa memberanikan diri menggarap tanah milik negara untuk menyambung hidup. Tapi Amin tak menggarap lahan milik negara dengan cuma-cuma. Ia harus membayar sewa tanah. Suatu aturan yang terus ia pertanyakan, karena menurutnya sistem sewa tanah tak sesuai dengan Undang-undang Dasar yang mengamanatkan kekayaan alam harus sebesar-besarnya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat.
 Sementara itu di Jakarta, Suparno dan Sutara punya masalahnya sendiri. Bekerja serabutan sebagai buruh bangunan dan tukang ojek, Suparno dan Sutara harus tinggal di rumah yang jauh dari layak. Mereka menghuni kawasan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat. Suparno dan Sutara hanya mampu mendiami rumah dengan ukuran 6,65 meter persegi. Cukup tak cukup, dengan rumah seluas itu, 
Sutara harus berbagi ruang dengan 5 orang anak dan istrinya. 
 Keempat tokoh ini akhirnya bertemu di ajang pemilu legislatif dan pemilu presiden. Mereka dipertemukan melalui kesamaan status sebagai voter, atau pemilih. Sebagai pemilih, mereka membawa harapan ke bilik suara. Mereka mempercayakan masa depan melalui hak pilih yang mereka miliki, dengan harapan anggota dewan dan presiden yang ketujuh yang dipilihnya bisa membawa perubahan.
 Cerita keempat tokoh ini dibingkai oleh gambar perjalanan proses pemilu di Indonesia 2014, mulai dari kampanye partai menjelang pemilu legislatif, sampai hingar-bingar gelaran pemilu presiden yang akhirnya dimenangkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
 Dikerjakan oleh 19 videografer, film ini mengikuti keseharian para tokoh jauh-jauh hari sebelum gelaran Pemilu. Lantas siapa presiden pilihan Nita, Amin Jalalen, Suparno, dan Sutara? Apa harapan dan pesan dari mereka untuk Presiden Yang Ketujuh Indonesia?
 Jenis Film : Drama, Documentary
Produser : Ari Trismana, Apri Dahliani Djamalus, Edi Purwanto, Suci Nuzleni Qadarsih
Produksi : WATCHDOC
Sutradara : Dandhy Dwi Laksono, Hellena Yoranita Souisa
Pemain : Amin Jalalen
              Nita 
              Suparmpo
              Sutara
Menginjak usia sweet seventen, Sandra (17), harus menelan kenyataan memilukan. Mamanya mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang ke rumah untuk merayakan hari ulang tahun Sandra yang ke-17.  Sandra pun menjadi yatim piatu, karena sebelumnya ayahnya pun sudah meninggal. Semakin mengejutkan saat Sandra tau dari Tante Mia, bahwa Sandra diadopsi dari panti asuhan yang berada jauh di daerah pedalaman Jawa.
Sandra pun mengajak Niko (17), pacarnya, dan Gento (17) serta Anggun (17) menuju desa tempat panti asuhan itu. Tetapi setibanya di sana, panti asuhan itu ternyata sudah kosong tanpa penghuni. Sandra, Niko, Anggun dan Gento merasa ada yang aneh dengan desa itu. Hingga akhirnya mereka bertemu Ernest (23). Dari Ernest lah, mereka tahu bahwa desa itu dahulunya dihuni oleh pengikut Nyi Roro Kidul. Para pengikut Nyi Roro Kidul itu pun habis dibantai karena dianggap sesat. Sejak itu, arwah-arwah para penghuni desa pengikut Nyi Roro Kidul pun masih gentayangan mencari mangsa dan dibawa ke Kerajaan Nyi Roro Kidul di laut selatan. 
Teror pun mengancam Sandra, Anggun, Niko dan Gento. Arwah-arwah gentayangan mengejar kemanapun mereka pergi. Hingga akhirnya, dengan bantuan Ernest. Sandra dan teman-temannya pun berhasil keluar dari desa terkutuk itu. Tetapi, sesampainya, mereka di kota, masalah baru timbul. Mereka menemukan kota Jakarta kosong! Seperti kota mati. Hanya ada mereka berempat. Apakah yang sesungguhnya terjadi? Benarkah kutukan Nyi Roro Kidul mengikuti mereka? Sandra, Niko, Anggun, dan Gento pun mencari tahu apa sesungguhnya terjadi.
 Jenis Film : Horror
Produser : Nayato Fio Nuala
Produksi : MY Dream Pictures
Sutradara : Nayato Fio Nuala
Pemain : Randy Pangalila
              Vebby Palminta
               Fauzan Nasrul
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar