Semua orang tentu mengalami cinta yang berbeda-beda. Begitu juga Dhera mengalami cinta yang berbeda. Cinta pertama Dhera saat SMA di Bandung terpatri pada seseorang yang tidak pernah bisa dimilikinya, yaitu Rassya. Rassya sudah memiliki pacar bernama Nissa. Padahal Rassya sebenarnya juga memendam perasaan yang sama kepada Dhera.
Selulus SMA, Dhera melanjutkan kuliah ke Jakarta dan seiring berjalannya waktu Dhera bertemu dengan banyak laki-laki yang memperhatikan dirinya dan ingin memilikinya tapi Dhera tidak bisa "move on". Dhera tetap pada cinta pertamanya yang tidak bisa terlupakan seumur hidupnya. Ada tempat indah, ada kantin sekolah, ruang kelas di mana Dhera mencuri pandang "Sang Arjuna" yang memang tidak mudah dilupakan. Dhera tidak menyadari bahwa Rassya juga pindah ke Jakarta untuk "memperjuangkan pilihan hidupnya".
Takdir yang kemudian mempertemukan mereka berdua kembali di saat Dhera sudah dekat dengan laki-laki lain yang benar-benar mencintainya dan berhasil meluluhkan hati Dhera. Kisah yang diangkat dari novel "best seller" Cerita Cinta ini juga bercerita tentang persahabata Dhera dengan Olla dan Karin. Kisah ini memang diangkat dari kisah nyata yang dialami Dhera sendiri.
Selulus SMA, Dhera melanjutkan kuliah ke Jakarta dan seiring berjalannya waktu Dhera bertemu dengan banyak laki-laki yang memperhatikan dirinya dan ingin memilikinya tapi Dhera tidak bisa "move on". Dhera tetap pada cinta pertamanya yang tidak bisa terlupakan seumur hidupnya. Ada tempat indah, ada kantin sekolah, ruang kelas di mana Dhera mencuri pandang "Sang Arjuna" yang memang tidak mudah dilupakan. Dhera tidak menyadari bahwa Rassya juga pindah ke Jakarta untuk "memperjuangkan pilihan hidupnya".
Takdir yang kemudian mempertemukan mereka berdua kembali di saat Dhera sudah dekat dengan laki-laki lain yang benar-benar mencintainya dan berhasil meluluhkan hati Dhera. Kisah yang diangkat dari novel "best seller" Cerita Cinta ini juga bercerita tentang persahabata Dhera dengan Olla dan Karin. Kisah ini memang diangkat dari kisah nyata yang dialami Dhera sendiri.
Jenis Film : Drama
Produser : Aria Langlang Buana, Yuni Lestari
Produksi : Buana Lestari Entertainment
Sutradara : Dienan Silmy
Produser : Aria Langlang Buana, Yuni Lestari
Produksi : Buana Lestari Entertainment
Sutradara : Dienan Silmy
Pemain : Teuku Rassya
Non Dhera
Joshua Suherman
DUNIA PERSILATAN dihebohkan dengan hilangnya sebuah PEDANG PUSAKA DEWA yang selama ini tersimpan aman di PERGURUAN SILAT KERA EMAS.
Pedang Pusaka Dewa adalah lambang kedamaian dunia persilatan, bila jatuh ke tangan yang tak bertanggungjawab, maka KACAU lah DUNIA PERSILATAN.
Maha Guru PERGURUAN SILAT KERA EMAS, BERUK SEPUH memerintahkan MURID-MURIDNYA untuk segera mencari ke mana pun sampai ketemu.
Beruk Sepuh pun meminta bantuan TEMAN-TEMAN PENDEKAR dari GOLONGAN PUTIH, seperti SI BUTA DARI GUA BUAT ELU, BROMA MEMBARA, MANTILOH dan WIRA SOBLING.
Investigasi hilangnya Kitab Pusaka pun dimulai dengan metoda CSI (Crime Scene Investigation) tapi manual & tradisional. Gayanya hampir mirip dengan Sherlock Holmes, meski banyak ngaco-nya…
Lewat hasil investigasi, olah TKP, kronologi dan statusisasi, Golongan Putih akhirnya mencurigai, GOLONGAN HITAM yang berada di balik kasus ini. Mereka adalah PANCI TENGKORAK, DATUK BERDAHAK, SILUMAN ANTIK dan PENDEKAR MABUK ASMARA.
Masing-masing Pendekar berbeda Golongan itu kemudian saling ADU KEKUATAN. Pertarungan antara Para Pendekar pun tak terelakkan, jurus-jurus sakti pun dikeluarkan.
Pertarungan pun silih berganti, Panci Tengkorak melawan Mantiloh, jurus-jurus yang dipakai antara lain SELENDANG BERBISA, Bisa dipakai Kondangan, Bisa dipakai ikat kepala (terserah yang pake sih).
Pedang Pusaka Dewa adalah lambang kedamaian dunia persilatan, bila jatuh ke tangan yang tak bertanggungjawab, maka KACAU lah DUNIA PERSILATAN.
Maha Guru PERGURUAN SILAT KERA EMAS, BERUK SEPUH memerintahkan MURID-MURIDNYA untuk segera mencari ke mana pun sampai ketemu.
Beruk Sepuh pun meminta bantuan TEMAN-TEMAN PENDEKAR dari GOLONGAN PUTIH, seperti SI BUTA DARI GUA BUAT ELU, BROMA MEMBARA, MANTILOH dan WIRA SOBLING.
Investigasi hilangnya Kitab Pusaka pun dimulai dengan metoda CSI (Crime Scene Investigation) tapi manual & tradisional. Gayanya hampir mirip dengan Sherlock Holmes, meski banyak ngaco-nya…
Lewat hasil investigasi, olah TKP, kronologi dan statusisasi, Golongan Putih akhirnya mencurigai, GOLONGAN HITAM yang berada di balik kasus ini. Mereka adalah PANCI TENGKORAK, DATUK BERDAHAK, SILUMAN ANTIK dan PENDEKAR MABUK ASMARA.
Masing-masing Pendekar berbeda Golongan itu kemudian saling ADU KEKUATAN. Pertarungan antara Para Pendekar pun tak terelakkan, jurus-jurus sakti pun dikeluarkan.
Pertarungan pun silih berganti, Panci Tengkorak melawan Mantiloh, jurus-jurus yang dipakai antara lain SELENDANG BERBISA, Bisa dipakai Kondangan, Bisa dipakai ikat kepala (terserah yang pake sih).
Dan masih banyak lagi jurus-jurus aneh, unik dan absurd yang muncul di kekacauan dunia persilatan ini.
Pertarungan antara Golongan Putih melawan Golongan Hitam pun dimenangkan oleh Golongan Putih, tapi Pedang Pusaka Dewa tetap tidak ditemukan.
Siapakah sebenarnya yang mencuri PEDANG PUSAKA DEWA?
Pertarungan antara Golongan Putih melawan Golongan Hitam pun dimenangkan oleh Golongan Putih, tapi Pedang Pusaka Dewa tetap tidak ditemukan.
Siapakah sebenarnya yang mencuri PEDANG PUSAKA DEWA?
Jenis Film : Comedy
Produser : Helfi Kardit
Produksi : SAS Films
Sutradara : Hilman Mutasi
Produser : Helfi Kardit
Produksi : SAS Films
Sutradara : Hilman Mutasi
Pemain : Tora Sudiro
Darius Sinatrya
Aming
Tika (Kirana Larasati), Kikan (Tiara Westlake), dan Poppy (Selena Alessandra) sedang dalam perjalanan berlibur ke luar kota saat mereka tersesat dan mobilnya mogok. Terjebak di daerah yang tidak mereka kenal, ditambah lagi dengan signal HP yang hilang membuat mereka putus asa.
Mereka akhirnya memutuskan untuk mencari pertolongan ke sebuah rumah tua tak jauh dari tempat mereka mogok. Di sana mereka disambut oleh Bu Mira (Erlin Sarintan) seorang wanita setengah baya yang misterius. Bu Mira menginjinkan mereka menginap di rumah itu sambil berusaha mencari bantuan di kota terdekat esok pagi.
Pada saat makan malam barulah diketahui oleh Tika dan kawan-kawan, bahwa Bu Mira sedang merawat Eyang Putri (Bella Esperance), nenek tua renta yang lumpuh. Saat Bu Mira hendak membawakan makan malam untuk Eyang Putri, Kikan ikut membantu membawakan makanan. Di dalam kamar Eyang Putri, Kikan mulai melihat kejanggalan dalam diri Eyang Putri, kejanggalan yang membuatnya ketakutan. Kikan berusaha memperingatkan teman-temannya tetapi tidak ada yang percaya.
Kejadian-kejadian aneh mulai mereka alami, ternyata ada sebuah rahasia besar tersembunyi di dalam rumah itu.
Diangkat dari kisah nyata, tentang sosok manusia yang memiliki 2 wajah.
Mereka akhirnya memutuskan untuk mencari pertolongan ke sebuah rumah tua tak jauh dari tempat mereka mogok. Di sana mereka disambut oleh Bu Mira (Erlin Sarintan) seorang wanita setengah baya yang misterius. Bu Mira menginjinkan mereka menginap di rumah itu sambil berusaha mencari bantuan di kota terdekat esok pagi.
Pada saat makan malam barulah diketahui oleh Tika dan kawan-kawan, bahwa Bu Mira sedang merawat Eyang Putri (Bella Esperance), nenek tua renta yang lumpuh. Saat Bu Mira hendak membawakan makan malam untuk Eyang Putri, Kikan ikut membantu membawakan makanan. Di dalam kamar Eyang Putri, Kikan mulai melihat kejanggalan dalam diri Eyang Putri, kejanggalan yang membuatnya ketakutan. Kikan berusaha memperingatkan teman-temannya tetapi tidak ada yang percaya.
Kejadian-kejadian aneh mulai mereka alami, ternyata ada sebuah rahasia besar tersembunyi di dalam rumah itu.
Diangkat dari kisah nyata, tentang sosok manusia yang memiliki 2 wajah.
Jenis Film : Horror
Produser : Oswin Bonifanz
Produksi : Unlimited Production
Sutradara : Andreas Sullivan
Produser : Oswin Bonifanz
Produksi : Unlimited Production
Sutradara : Andreas Sullivan
Pemain : Kirana Larasati
Tiara Westlake
Selena Alessandra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar