Kamis, 05 Maret 2015

Masa kanak-kanak dilaluinya dalam serba keterbatasan, Kwee Tjie Hoei (Rio Dewanto) sangat ingin menjadi insinyur elektro sejak pertama dia bersentuhan dengan solder dan perangkat elektronika.

Akibat masa kerja yang dilaluinya dengan keras itu, Kwee Tjie Hoei, kelulusannya di SMA menjadi bersamaan dengan sang adik Kwee Tjie Ong (Dion Wiyoko). Salah satu dari mereka harus berkorban untuk menghidupi dan membiayai sekolah yang lain. Kwee Tjie Hoei lagi-lagi akhirnya memutuskan untuk melepaskan mimpinya dan membiarkan sang adik agar masuk jurusan kedokteran yang dia idamkan.  Sejak itu hari-hari Kwee Tjie Hoei tak pernah lepas dari kerja keras.
Menjadi guru olah raga adalah pekerjaan tetap pertama Kwee Tjie Hoei.  Dia mengajar di sekolah Tionghoa bernama Nan Hua. Hari pertama mengajar dia menangani kelas dan berkenalan dengan murid perempuan bernama Lim Kwei Ing  (Laura Basuki) yang membuatnya jatuh cinta, namun Kwee Tji Hoei berusaha menjaga jarak. Selain karena dia adalah guru, Lim Kwei Ing  berasal dari keluarga kaya. Ayahnya pemilik bank besar di Bandung. Akhirnya pada tahun 1959, Kwee Tjie Hoie dan Lim Kwei Ing menikah.
Ketika masa peraihan Orde Lama ke Orde Baru, Lim Khe Tjie dicekal tak bisa kembali ke Indonesia, tertahan di Hong Kong. Sementara bisnis Bank  mengalami kesulitan besar di ambang pailit, karena banyak pengkhianat yang menggerogoti asetnya dari dalam.
Kwee Tjie Hoei berhasil memukul mundur jajaran direksi nakal dan menggiring mereka diproses kejaksaan, bahkan, karena dipandang sebagai kasus perbankkan penting di tahun itu.  Kini Bank sudah bersih dari pengkhianat. Kwee Tjie Hoei juga berhasil melepaskan Bank dari dikte dan ancaman pihak pihak arogan. Hari-hari baru dijalani Kwee Tjie Hoei dan karyawannya dengan semangat menggebu untuk mengejar semua ketertinggalan.
Sayangnya, kondisi ekonomi tidak berpihak pada mimpi besar mereka. Tahun 1965 terjadi kekacauan politik, ekonomi dan keamanan yang menyebabkan pemerintah harus mengambil kebijakan moneter menurunkan nilai uang Rp.1000 menjadi Rp.1,-. Masyarakat segera saja panik, terutama mereka yang menabungkan uangnya di bank.
Dalam perjuangannya membangun bisnis yang ditinggalkan sang mertua, Kwee Tjie Hoei mengalami percobaan pembunuhan tiga kali. Ia terus berjuang keras, menggandeng para karyawan dan pimpinan lapis kedua untuk sama-sama mengangkat kondisi terpuruk menjadi stabil. Akhirnya Kwee Tjie Hoei sukses menunaikan amanah sang mertua dalam membangun Imperium Bank .
Hanya 3 senjata pamungkasnya: Tekad, Keyakinan dan Pertobatan. Perjalanan hidup Kwee Tjie Hoei sungguh luar biasa.
Jenis Film : Drama
Produser : Frans Limasnax
Produksi : Emotion Entertainent
Sutradara : Benni Setiawan
Pemain : Rio Dewanto
              Laura Basuki
 
SILENT HERO(ES), sebuah film berbahasa Mandarin yang diproduksi oleh rumah produksi Indonesia, berporos pada perjalanan dua anak muda dari Singkawang (Yong Yong) dan Jakarta (Ah Cheng) yang sangat menyukai barongsai dan ingin membanggakan Indonesia melaluinya, namun mendapatkan penolakan dari keluarga karena berbagai alasan dan latar belakang. 
Dan tanpa diduga, di saat mereka berusaha untuk membawa barongsai ini menjadi suatu kebanggaan Indonesia dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika dengan cara mengikuti festival barongsai, mereka menemukan fakta bahwa tidak mudah untuk bersikap terlalu naïf dan melihat suatu hal hanya dari luar saja. Sehingga kemudian, mereka dihadapkan pada suatu pilihan dan keputusan penting. 
Dalam rangka memeriahkan Imlek dan Cap Go Me, SILENT HERO(ES), hadir sebagai sebuah kategori baru dalam dunia perfilman Indonesia. Film yang mengambil lokasi syuting di Jakarta, Singkawang dan Singapura ini sekaligus memberikan gambaran fakta mengenai bagaimana masyarakat etnis Tionghoa berbahasa dan hidup dalam situasi keseharian. Dikarenakan adanya periode dimana budaya dan literature Tionghoa mengalami pembatasan, terciptalah aksen-aksen unik sebagai percampuran antara bahasa Mandarin, aksen bahasa daerah dan bahasa lokal.
Jenis Film : Drama
Produser : Budhianto Suryanata
Produksi : PT. Duckochan Bravo Imaji
Sutradara : Ducho Chan
Pemain : Freddy Su
              Ivanaldy Kabul 
              Nirina Zubir
IRMAN (23), SINTA (22), PINGKAN (22), ANDI (25), FRANS (25), ALEX (25)  bertugas untuk membuat acara Uji Nyali untuk TV. Kali ini mereka akan mengadakan uji nyali di sebuah rumah sakit tua. Tapi uji nyali kali ini tidak seperti biasanya. Sebelum mereka bertugas, Alex pernah bilang kepada Irman sahabatnya, bahwa dia bermimpi tentang crewnya terjebak di dalam sebuah gedung tua.
Tapi Irman meyakinkan Alex bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. Walaupun Irman tahu bahwa intuisi Alex terkadang suka menjadi kenyataan, karena sebelumnya mereka masuk dan bekerja di stasiun tv ini, Irman dan Alex selalu mengalami hal – hal di luar dugaan dengan mengikuti intuisi Alex.
Di gedung tua tersebut mereka bertemu dengan seorang pemuda yang bernama Joko, dan seorang nenek tua bernama Marni, yang sedang mencari cucunya di gedung tua tersebut. Dikarenakan peserta uji nyalinya tidak datang, maka Budi mengejak Marni untuk menjadi peserta uji nyali.
Saat malam tiba, mereka mengalami keanehan dengan peserta pertama, Marni. Saat sedang uji nyali, kamera yang mengawasi Marni mendadak mati. Saat mereka menyusul kesana, senter yang mereka bawa juga mendadak mati secara misterius, sehingga mereka terpencar-pencar.
Saat senter kembali nyala, ada beberapa orang diantara mereka yang sudah tidak ada entah kemana. Mereka terpisah dari teman – temanya. Kini mereka semua berada dalam keadaan terkunci dalam gedung tersebut. Gelap, tanpa petunjuk. Mereka harus berusaha keluar dari gedung tua, dengan atau tanpa temannya.
Apakah Intuisi Alex itu menjadi kenyataan? Apakah mereka terjebak di dalam gedung tua itu selamanya? Dan siapakah yang bisa selamat dari terror yang terjadi di gedung tua tersebut
Jenis Film : Horror
Produser : Mr. Afu, Ricky M, Cheverly, Sendy Febrina
Produksi : 3 Star Films, 88 Films
Sutradara : Vijei Al Fajr
Pemain : Esa Sigit
              Wafda Saifan
              Tamara Tyasmara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar