Diadaptasi dari film karya Asrul Sani BULAN DI ATAS KUBURAN tahun 1973.
yang terinspirasi oleh sajak karya Sitor Situmorang yang berjudul Malam
Lebaran
Bercerita tentang 3 sahabat TIGOR (Donny Alamsyah), SAHAT (Rio Dewanto) dan SABAR (Tio Pakusadewo) meninggalkan kampung halaman mereka di Samosir Sumatera Utara. Mereka merantau berharap bisa meraih impiannya. Sesampainya di Jakarta mereka terpisah dan menempuh hidup masing-masing. Bertemu dengan MONA (Atiqah Hasiholan) yang membuat kehidupan SAHAT di Jakarta menjadi berubah dan lebih rumit. Jakarta bukan hanya merebut persahabatan mereka, tapi juga kemanusiaannya.
Bercerita tentang 3 sahabat TIGOR (Donny Alamsyah), SAHAT (Rio Dewanto) dan SABAR (Tio Pakusadewo) meninggalkan kampung halaman mereka di Samosir Sumatera Utara. Mereka merantau berharap bisa meraih impiannya. Sesampainya di Jakarta mereka terpisah dan menempuh hidup masing-masing. Bertemu dengan MONA (Atiqah Hasiholan) yang membuat kehidupan SAHAT di Jakarta menjadi berubah dan lebih rumit. Jakarta bukan hanya merebut persahabatan mereka, tapi juga kemanusiaannya.
Jenis Film : Drama
Produser : Tim Matindas, Dennis Chandra, Leonado A. Taher
Sutradara : Edo W.f Sitanggang
Penulis : Dirmawan Hatta
Produksi : MAV Production, Sunshine Picture
Produser : Tim Matindas, Dennis Chandra, Leonado A. Taher
Sutradara : Edo W.f Sitanggang
Penulis : Dirmawan Hatta
Produksi : MAV Production, Sunshine Picture
Pemain : Rio Dewanto
Donny Alamsyah
Tio Pakusadewo
Jarot (Agus Kuncoro) dan istrinya Irma (Inong Nidya Ayu), dan dua
anak-anaknya, Luna (Nabilah JKT48) berumur 15 dan Aruna (Khadijah
Banderas) berumur 5 tahun, masuk ke sebuah rumah baru yang di dapatkan
untuk ditinggali sang ayah karena pindah tugas. Rumah itu sangat luas
dan berada di sebuah jalanan yang terpencil jauh dari kebisingan ibu
kota. Bersama mereka juga Bu Surti, seorang pembantu rumah tanga yang
sudah belasan tahun bersama keluarga. Rumah tersebut tampak nyaman,
namun ada sat uperabotan yang cukup menggangu, yaitu sebuah ranjang tua
terbuat dari kayu jati dan memiliki bentuk dan ukiran aneh, berupa
seorang wanita yang sedang berteriak. Ranjang tua ini ada di sebuah
ruangan yang terletak di lantai atas.
Awalnya semua baik-baik. Lama kelamaan, terjadi perubahan yang cukup drastic pada Aruna. Sebelumnya, Aruna adalah sosok yang sangat aktif dan periang. Semenjak di rumah baru, ia seperti menarik diri. Hal ini sangat diperhatikan oleh Luna. Orang tua mereka Nampak tidak terlalu memperhatikan karena keduanya sering bertengkar setelah sang istri semakin sibuk dengan pekerjaannya. Jarotpun menambah permasalahan dengan sikapnya yang juga keras.
Penyebab sering diamnya Aruna adalah beberapa kali ia merasa melihat ‘ada siapa’ di kamar tamu, bahkan di kamar tidurnya. Aruna mencoba mengutarakan kepada orang tuanya tapi karena keduanya tidak menaruh perhatian yang penuh, maka kecemasan Aruna teracuhkan. Hanya Lunalah yang merasa kejanggalan ini. Ia pun juga merasa sedih dan murung dengan keadaan orang tuanya, namun hal ini bias ia hindari dengan mengalihkan pikirannya dengan kegiatannya menari jawa.
Luna merasakan juga ada kejanggalan di rumah, namun itu ia rasakan sebagai tanda-tanda ‘kecapean’. Sementara ibu Surti, pembantu rumah, memutuskan untuk pergi dari rumah setelah ia melihat dengan jelas ‘penunggu’ yang menghantui rumah lama itu.
Tiba-tiba suatu hari, Aruna menghilang dari rumah tanpa jejak, tanpa pesan, semua barang-barang miliknya masih ada di kamarnya. Kemanakah Aruna ? Rahasia apakah yang ada di balik ranjang misterius ? Bagaimanakah Luna dan orang tuanya mengambil Aruna kembali dari pangkuan mahluk yang bernama ‘Wewe’ ?
Awalnya semua baik-baik. Lama kelamaan, terjadi perubahan yang cukup drastic pada Aruna. Sebelumnya, Aruna adalah sosok yang sangat aktif dan periang. Semenjak di rumah baru, ia seperti menarik diri. Hal ini sangat diperhatikan oleh Luna. Orang tua mereka Nampak tidak terlalu memperhatikan karena keduanya sering bertengkar setelah sang istri semakin sibuk dengan pekerjaannya. Jarotpun menambah permasalahan dengan sikapnya yang juga keras.
Penyebab sering diamnya Aruna adalah beberapa kali ia merasa melihat ‘ada siapa’ di kamar tamu, bahkan di kamar tidurnya. Aruna mencoba mengutarakan kepada orang tuanya tapi karena keduanya tidak menaruh perhatian yang penuh, maka kecemasan Aruna teracuhkan. Hanya Lunalah yang merasa kejanggalan ini. Ia pun juga merasa sedih dan murung dengan keadaan orang tuanya, namun hal ini bias ia hindari dengan mengalihkan pikirannya dengan kegiatannya menari jawa.
Luna merasakan juga ada kejanggalan di rumah, namun itu ia rasakan sebagai tanda-tanda ‘kecapean’. Sementara ibu Surti, pembantu rumah, memutuskan untuk pergi dari rumah setelah ia melihat dengan jelas ‘penunggu’ yang menghantui rumah lama itu.
Tiba-tiba suatu hari, Aruna menghilang dari rumah tanpa jejak, tanpa pesan, semua barang-barang miliknya masih ada di kamarnya. Kemanakah Aruna ? Rahasia apakah yang ada di balik ranjang misterius ? Bagaimanakah Luna dan orang tuanya mengambil Aruna kembali dari pangkuan mahluk yang bernama ‘Wewe’ ?
Produser : Gope T Samtani
Sutradara : Rizal Mantovani
Penulis : Anto Nugroho
Produksi : Rapi Films
Sutradara : Rizal Mantovani
Penulis : Anto Nugroho
Produksi : Rapi Films
Pemain : Agus Kuncoro
Nabila
Inong Nidya Ayu
Saya punya ide cerita dan ingin sekali di filmkan... tolong pertimbangannya..
BalasHapus