Kamis, 21 Mei 2015

Myrna - 23 tahun (Ririn Ekawati), Seorang gadis cantik, baru diterima sebagai seorang perawat pribadi. Rumah tempat nya bekerja adalah sebuah rumah tua yang tidak terawat. Ia harus merawat Sofia 25 tahun (Ririn Dwi Aryanti).
Saat pertama kali tiba di rumah itu Myrna diserang Dejavu. Ia merasa pernah berada di tempat itu. Dalam rumah itu Sofia dan suami, Yudo 30 tahun (Dimas Seto) juga bertingkah misterius. la tidak banyak bicara, tatapannya kosong, dan sangat dingin. Seringkali ia muncul tanpa ada suara. Myrna juga sering diganggu oleh penunggu rumah. Saat sedang keluar rumah, Myrna melihat orang pintar menggunakan AJIAN PUTER GILING yang bisa membuat pencuri kembari ke tempatnya. Orang pintar merapal mantra, dan dalam beberapa hari, pencuri kembali ke tempatnya mencuri motor. Myrna tertegun melihat itu.
 Suatu ketika Myrna terjebak dalam situasi harus bersama Yudo. Kemudian Yudo berkisah tentang sedihnya karena Sofia sakit. Myrna mulai ada rasa simpati kepada Yudo. Sering berjalannya waktu, tumbuh rasa diantara mereka berdua.
 Saat kembali bekerja, Myrna terus diganggu oleh makhluk halus. Ini mendorong Myrna membongkar pecahan-pecahan rahasia di rumah Sofia. Apakah Myrna berhasil memecahkan rahasia dirumah Sofia?
Jenis Film : Horror
Produser : H.m Firman Bintang
Sutradara : Hanny R. Saputra
Penulis : Baskoro Adi Wuryanto
Produksi : BIC Pictures
Pemain :  Ririn Ekawati
               Dimas Seto
               Ririn Dwi Aryanti

Di Akademi Militer Magelang, Bagus (Fedi Nuril) pemuda jagoan yang dibesarkan dilingkungan yang keras bertemu dengan Mahesa (Rendy Kjaernett) anak manja putra tunggal petinggi Angkatan Darat, Harun Yahya (Tio Pakusadewo), keduanya jatuh cinta pada gadis yang sama Laras (Tika Bravani), adik sepupu dari kakak asuh taruna mereka Bramantyo (Rizky Hanggono). Kedua sahabat taruna akmil ini saling berlomba untuk menjadi lulusan yang terbaik, demi membuktikan cintanya pada gadis idaman mereka. Disaat Laras akan memutuskan memilih salah satu diantara mereka, keduanya ditugaskan untuk pembebasan sandera di daerah konflik Karumbai, dan takdir berkata lain
Jenis Film : Action, Drama
Produser : Alfani Wiryawan
Sutradara : Rick Soerafani
Penulis : Jujur Prananto
Produksi : Inkopad, Benoa & Cinema Delapan
Pemain : .Fedi Nuril
               Rendy Kjaernett
               Tika Bravani 
Ajakan Damar Hatmojo (Andrew Andika) membawa kekasihnya Virna (Celia Thomas) serta Mulan (Farah Zubir) dan Andre (Herrichan) sahabatnya pulang kekampung halamannya Wonosobo yang sudah ditinggalkanya sejak kecil ternyata berakibat fatal. Kedatangannya tidak disambut baik oleh Ayahnya. Raden Trias Hatmojo. (August Melasz) bahkan Raden Trias meminta Damar dan teman-temannya untuk kembali secepatnya ke Jakarta. Merasa aneh dengan sikap Romonya. Damar bersikeras untuk tetap tinggal dirumah sampai masa libur kuliahnya selesai. Dan tanpa disadari oleh Damar keputusannya itu berakibat fatal bagi dirinya dan juga para sahabatnya.
 Selama menjalani masa liburannya Damar sempat berkenalan dengan seorang gadis desa bernama Prapti (Melanie Achmad). Lewat mimpinya Damar merasa sudah mengenal Prapti sejak 100 tahun yang lalu. Damar juga menemukan patung Prapti digudang tua rumahnya dan melihat ayahnya pada malam-malam tertentu melakukan ritual. Raden Trias mengatakan pada Damar kalau Prapti sudah meninggal 100 tahun yang lalu. Dan ternyata kakek moyangnya telah mewarisi kutukan masa lalunya. Terkuaknya sebuah rahasia mengerikan yang selama ini menghantui keluarga Damar membuat dirinya dan para sahabatnya terancam. 
Arwah penasaran Prapti semakin meneror dan mengancam jiwanya. Bahkan Raden Trias yang selama ini sudah mengabdikan hidupnya pada arwah penasaran Praptipun menjadi korban. Ia dibunuh oleh arwah penasaran Prapti. Kondisi semakin sulit ketika Hantu Prapti menculik Virna. Lewat bantuan seorang Paranormal. Damar dan kedua sahabatnya berusaha untuk mencari Virna.
 Jenis Film : Drama, Horror
Produser : A.B Iwan Aziz, Dedy Mercy
Sutradara : Dedy Mercy
Penulis : Nur Rachmawati
Produksi : 786 Production
Pemain :  Andrew Andika
               Celia Thomas
               Farah Zubir 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar