Sari (Tara Basro) adalah karyawati facial di sebuah salon
kecantikan murah. Alek (Chicco Jerikho) bekerja sebagai pembuat teks DVD
bajakan. Suatu hari saat Sari mengembalikan DVD ke toko karena teksnya
kacau, keduanya bertemu dan jatuh cinta. Tapi cinta mereka terancam oleh
situasi politik yang memanas.
“Intim…Penuh gairah, memukau” kata majalah Tempo. “Berkilau”, kata
majalah Rolling Stone tentang film yang mendapatkan sambutan hangat di
Venice, Toronto dan Busan ini.
Peraih 3 Piala Citra termasuk sutradara dan aktris terbaik FFI 2015
ini akan hadir di bioskop nasional 11 Februari 2016. Sebuah kisah cinta
dengan karakter-karakter yang akan anda ingin temui lagi dan lagi.
Jenis Film : Drama
Produser : Tia Hasibuan, Uwie Balfas
Sutradara : Joko Anwar
Penulis : Joko Anwar
Produksi : Lo-Fi Flicks, CJ Entertainment
Produser : Tia Hasibuan, Uwie Balfas
Sutradara : Joko Anwar
Penulis : Joko Anwar
Produksi : Lo-Fi Flicks, CJ Entertainment
Pemain : Tara Basro
Chicoo Jerikho
Ario Bayu
Mia, 23 tahun, adalah seorang perempuan yang sangat berkeinginan keras
untuk membuat pertunjukan teater. Namun mimpi tersebut harus terhenti
sementara karena ia divonis mengidap kanker, penyakit sama yang pernah
merenggut nyawa sang ibunda.
Mia yang berasal dari keluarga serba berkecukupan, kini pun sudah hidup ala kadarnya karena biaya pengobatan ibunya terdahulu. Dan semenjak vonis kanker kembali terdengar di telinganya, di saat itu juga ia merasa seluruh pengalaman kelam yang pernah menimpa keluarganya akan kembali terulang. Ayahnya akan kembali terpuruk, ekonomi makin merosot, dan yang paling tergaris bawah merah baginya, adalah mimpinya yang perlahan sirna.
Namun demikian, Mia selalu ditemani oleh Wanita Bernuansa Pelangi, yang terus setia dan bersikap positif disampingnya. Mia pun tegar berjuang menguatkan dirinya untuk menghadapi beberapa proses kemoterapi, sampai hampir seluruh energi yang telah ia persiapkan untuk membuat pertunjukan habis terpakai.
Pada suatu hari di antara ronde-ronde pengobatan yang ia jalani, Mia mendatangi sebuah PH (Production House) untuk menemui seorang Produser Ternama dan memberikan naskah yang menjadi mimpi juga semangatnya itu kepada sang produser. Namun sesampainya ia di sana, semangat Mia harus bertemu dengan sebuah kekecewaan. Sang Produser tidak dapat ia temui, dengan penuh kekecewaan Mia berbalik pulang, kemudian menemukan sebuah pertunjukan kecil dari poster yang menarik perhatiannya.
Mia pun masuk dan menonton pertunjukan itu. Tak lama pandangan Mia terpaku pada seorang aktor tampan, bernama David, yang dapat membuat debar jantung Mia tidak seperti biasanya, seolah mereka memiliki sebuah ikatan. Usai pertunjukan, Mia yang sedang bergegas pulang dipertemukan kembali dengan David, yang kemudian menjadi awal perkenalan mereka.
Mia pun terus menjalin komunikasi dengan sang aktor, sampai ia mendapat bantuannya untuk menyerahkan langsung naskah yang ia tulis kepada sang Produser Ternama, yaitu Rama Sastra. Seperti pelangi yang muncul di tengah hujan, upaya David dan Mia tersebut ternyata membuahkan hasil yang sangat baik. Mereka berhasil membuat Rama setuju untuk membaca naskah tersebut, bahkan sampai tergerak untuk membantu Mia mewujudkannya menjadi kenyataan.
Dengan dukungan penuh David, Wanita Bernuansa Pelangi, dan keoptimisan yang tinggi, Mia pun mulai kembali mengejar mimpinya. Sampai titik penghabisan, di mana mental yang melampaui fisik tidaklah cukup lagi, Mia harus terbaring diam di atas tempat tidur rumah sakit.
Mia yang tengah frustrasi harus menjalani operasi pengangkatan sel kankernya itu tidak pantang menyerah. Keteguhan semangat Wanita Bernuansa Pelangi menyelimuti hati Mia yang juga tidak pernah padam, mengajaknya untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai.
Usai melalui operasi yang sukses, Mia segera kembali mengejar impiannya. Wanita Bernuansa Pelangi, seperti sel positif yang selalu membantu Mia di dalam pengobatannya melawan sel-sel negatifnya, atau kanker. Wanita Bernuansa Pelangi, seperti perwujudan ide dan angan Mia, atas segala.
Mia yang berasal dari keluarga serba berkecukupan, kini pun sudah hidup ala kadarnya karena biaya pengobatan ibunya terdahulu. Dan semenjak vonis kanker kembali terdengar di telinganya, di saat itu juga ia merasa seluruh pengalaman kelam yang pernah menimpa keluarganya akan kembali terulang. Ayahnya akan kembali terpuruk, ekonomi makin merosot, dan yang paling tergaris bawah merah baginya, adalah mimpinya yang perlahan sirna.
Namun demikian, Mia selalu ditemani oleh Wanita Bernuansa Pelangi, yang terus setia dan bersikap positif disampingnya. Mia pun tegar berjuang menguatkan dirinya untuk menghadapi beberapa proses kemoterapi, sampai hampir seluruh energi yang telah ia persiapkan untuk membuat pertunjukan habis terpakai.
Pada suatu hari di antara ronde-ronde pengobatan yang ia jalani, Mia mendatangi sebuah PH (Production House) untuk menemui seorang Produser Ternama dan memberikan naskah yang menjadi mimpi juga semangatnya itu kepada sang produser. Namun sesampainya ia di sana, semangat Mia harus bertemu dengan sebuah kekecewaan. Sang Produser tidak dapat ia temui, dengan penuh kekecewaan Mia berbalik pulang, kemudian menemukan sebuah pertunjukan kecil dari poster yang menarik perhatiannya.
Mia pun masuk dan menonton pertunjukan itu. Tak lama pandangan Mia terpaku pada seorang aktor tampan, bernama David, yang dapat membuat debar jantung Mia tidak seperti biasanya, seolah mereka memiliki sebuah ikatan. Usai pertunjukan, Mia yang sedang bergegas pulang dipertemukan kembali dengan David, yang kemudian menjadi awal perkenalan mereka.
Mia pun terus menjalin komunikasi dengan sang aktor, sampai ia mendapat bantuannya untuk menyerahkan langsung naskah yang ia tulis kepada sang Produser Ternama, yaitu Rama Sastra. Seperti pelangi yang muncul di tengah hujan, upaya David dan Mia tersebut ternyata membuahkan hasil yang sangat baik. Mereka berhasil membuat Rama setuju untuk membaca naskah tersebut, bahkan sampai tergerak untuk membantu Mia mewujudkannya menjadi kenyataan.
Dengan dukungan penuh David, Wanita Bernuansa Pelangi, dan keoptimisan yang tinggi, Mia pun mulai kembali mengejar mimpinya. Sampai titik penghabisan, di mana mental yang melampaui fisik tidaklah cukup lagi, Mia harus terbaring diam di atas tempat tidur rumah sakit.
Mia yang tengah frustrasi harus menjalani operasi pengangkatan sel kankernya itu tidak pantang menyerah. Keteguhan semangat Wanita Bernuansa Pelangi menyelimuti hati Mia yang juga tidak pernah padam, mengajaknya untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai.
Usai melalui operasi yang sukses, Mia segera kembali mengejar impiannya. Wanita Bernuansa Pelangi, seperti sel positif yang selalu membantu Mia di dalam pengobatannya melawan sel-sel negatifnya, atau kanker. Wanita Bernuansa Pelangi, seperti perwujudan ide dan angan Mia, atas segala.
Jenis Film : Drama
Produser : Wulan Guritno, Janna Soekasah Joesoef, Amanda Soekasah
Sutradara : Adilla Dimitri
Penulis : Adilla Dimitri, Renaldo Samsara
Produksi : Alkimia Production
Produser : Wulan Guritno, Janna Soekasah Joesoef, Amanda Soekasah
Sutradara : Adilla Dimitri
Penulis : Adilla Dimitri, Renaldo Samsara
Produksi : Alkimia Production
Pemain : Tatjana Saphira
Tio Pakusadewo
Alessandra Usman
Fachri Albar
Feby Febiola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar